Akankah Ketukan pada Rumah Itu Dihiraukan?
Kemudian, perasaan-perasaan diizinkan untuk berlalu-lalang, di balik tikungan ujung gang dan di balik jendela yang buram. Bayang-bayang dedaunan dari pohon di depan rumah, juga awan yang bergerak lamban menunggu hari, menatap perasaan-perasaan berkelebatan. Perasaan-perasan itu mengetuk pintu rumah di ujung jalan. Namun, tidak ada juga yang membuka pintu. Perasaan-perasaan itu terus mengetuk dengan tekun. Sekali-sekali mereka berpencar dan menunggu di tikungan dan bahkan dengan santai duduk di ranting-ranting pohon. Perasaan-perasaan kembali ke pintu rumah yang sama; mengetuk-ngetuk pintu juga jendela tanpa lelah. Tapi, belum juga ada pergerakan dari pintu itu. Pada akhirnya, perasaan-perasaan bergelantungan dan menggerayangi pintu, atap, jendela, dan dinding, menutupi seluruh bagian bangunan rumah itu. Akankah ketukan pada rumah itu dihiraukan?