Esai Penutup Tahun: Lawan!
Tahun sebentar lagi berganti. Tetapi, pembantaian, penindasan, perampasan terhadap komunitas tertentu masih saja berlangsung. Pembantaian di Palestina mebangunkan ingatan mengenai beberapa peristiwa serupa yang terjadi di Indonesia. Tulisan ini khususnya ingin mengangkat fokus terhadap karya sastra yang lahir dari peristiwa tersebut.
Puisi, bisa dikatakan, adalah senjata yang ampuh dan tajam untuk mengusik penindas, karena bentuknya yang ringkas sehingga dapat dengan mudah disebar, dan juga mudah diingat sehingga dapat digunakan sebagai slogan (atau semacamnya). Puisi juga memiliki bentuk yang “telanjang”; tidak ada tempat untuk bersembunyi, kata-kata yang digunakan lugas menusuk tepat ke sasaran.
Penggalan puisi di atas ditulis oleh Sutikno W. S., berjudul “Sonata untuk Iwan-Ku” (1970). Puisi ini menggambarkan masa tahanan Sutikno di Salemba karena dicap PKI (karena tergabung dalam Lekra, yang dianggap onderbouw PKI)—ini berhubungan dengan peristiwa pembantaian pada 30 September, 1965.
Tidak hanya puisi, cerita pendek juga menjadi sarana pengungkap kebenaran. Kumpulan cerpen Saksi Mata oleh Seno Gumira Adjidarma adalah salah satu karya penting yang membahas tentang pembantaian massal di Dili. Perisitiwa ini sering disebut sebagai peristiwa Santa Cruz, 1991. “Ketika fakta dibungkam, sastra berbicara,” begitulah Seno berpetuah.
Ketiga pembantaian di atas terjadi ketika kesadaran terhadap keihdupan diri ini belum terbentuk sepenuhnya. Selain itu, dengan privilege yang dimiliki, kehidupan diri ini dapat terus berlangsung tanpa ada embel-embel yang berarti, tanpa ada dampak langsung.
Saat ini, ketika pembantaian massal di Palestina sedang berlangsung, diri ini lagi-lagi berada pada posisi yang beruntung, privileged, tidak ada dampak langsung yang terasa. Tapi, dengan kesadaran dan kepedulian yang sudah terjalin dalam diri, setidaknya terdapat usaha yang dilakukan untuk terus menghidupkan pembicaraan ini, agar peristiwa ini tidak terlupakan.
Terus suarakan dan tuntut keadilan terhadap pembantaian yang belum juga ada penyelesaiannya hingga sekarang. Terus teriakan agar tidak terlupakan, termasuk yang terjadi di komunitas lainnya, di manapun keberadaannya.
Comments
Post a Comment