Stasiun Pengisian Minyak Pelicin Kata-Kata
Begitulah kira-kira awal mula tulisan ini; mencari stasiun pengisian minyak dan akhirnya menemukannya di buku kumpulan puisi Joko Pinurbo, Buku Latihan Tidur.
Puisi yang tertera di awal tulisan ini dirangkai dengan kata-kata yang singkat, padat, dan seperlunya. Tapi, yang paling penting, kepadatan ini mengandung hentakan yang cukup kuat. Frasa rumah sakit jiwa di sini masih bersangkutan dengan konotasi negatif sehingga bisa menjadi penggambaran, misalnya keruwetan, isi di dalam kepalaku —kepala si aku. Kata kesepian menjadi penentu mood yang penting dalam puisi ini dan dengan demikian bisa diinterpretasikan ke berbagai arah. Bisa saja isi kepala si aku terlantar sehingga bekas keruwetan tidak terurus.
Bait kedua berisi penjelasan mengapa rasa kesepian menggerayangi: sebab penghuninya mudik liburan. Serunya, penjelasan ini nggak menjelaskan apa-apa. Justru semakin menggoda untuk membawa interpretasi ke mana-mana. Apakah artinya si aku sudah lepas dari para penghuni yang menghuni kepalanya? Sehingga dia bisa liburan senang-senang?
Enaknya dari membaca puisi/karya fiksi adalah interpretasi liar dimungkinkan dan diperbolehkan. Pertama kali membaca puisi ini, langsung ada rasa terhubung terhadap keadaan diri sendiri. Sebab, jujur saja, tidak jarang kepala —dan para penghuninya— gaduh hingga menyebabkan pusing dan kelimpungan.
Puisi seperlunya ini telah menjadi stasiun pengisian minyak pelicin kata-kata yang terjangkau.
Semoga Jokpin sehat selalu.
Comments
Post a Comment