Ketenangan Dijarah
Ketenangan dijarah,
kekejaman terpanah,
pelan-pelan dijajah
oleh pikiran tak kasatmata
Telinga tercengang,
berebut, mendesak
untuk berteriak
Berkubang gamang,
tenggelam hingga ke leher
diam pun bergelimang,
tapi Widji berkata,
“kata-kata belum binasa”*
maka kejarlah nyala,
teruslah bersuara
*Penggalan dari puisi Widji Thukul, berjudul Aku Masih Utuh dan Kata-Kata Belum Binasa (1997)
Deskripsi:
Puisi ini ditulis karena berbagai pikiran terus berdatangan, tanpa ada kesempatan untuk ketenangan dapat berdiam, barang sebentar. Kemudian, puisi Widji Thukul berkelebat; menyebarkan bibit perjuangan dan ketangguhan karena kata-katanya terus bergema sehingga membuat penguasa pada saat itu sedikit resah. Rasanya, ini seperti mencetuskan kesamaan pada situasi yang terjadi saat ini; bedanya ‘penguasa’ pada situasi ini adalah pikiran-pikiran yang datang tanpa diundang, kemudian kata-kata ini terus melawan dan bersuara untuk meredam si penguasa. Semoga kata-kata dapat terus membahana, melawan pikiran-pikiran tak diundang sehingga ketenangan setidaknya dapat bertandang barang sebentar.
Comments
Post a Comment