Hanya Keheningan yang Dapat Melihat

Mengapa mati selalu dikaitkan dengan menghilangnya roh dari tubuh yang didiami?


Tidakkah ada yang berpikir bahwa tubuh yang masih disinggahi roh pun dapat mati? Seperti daun yang telah gugur dan tidak dapat lagi berwarna hijau melainkan kuning?

Kehidupan kini telah melangkahi berbagai hal yang mendasar. Sehingga kesadaran tidak lagi datang, tanpa harus dipanggil.


Kalimat-kalimat yang hanya sepenggal, kadang justru mampu menjelaskan berbagai hal daripada beribu kalimat di dalam sehelai koran. Berbagai hal yang perlu dijelaskan justru tertelan di dalam heningnya kehidupan kini yang terlalu hiruk. Namun, seperti yang telah dibilang tadi, bahkan keheningan dapat menjelaskan berbagai hal daripada berbagai kata yang keluar dari mulut.

Sorot mata kehidupan menyoroti hilangnya hal-hal mendasar.

Kini, udara tidak lagi menjadi bagian yang penting. Padahal dengan udara, kita semua menjadi hidup; melihat, mendengar, mencium, merasa. Terkadang pula, tidak ada lagi waktu untuk sekadar melihat sekeliling bahwa kini daun-daun tidak lagi bernyanyi seperti dulu karena sudah terlalu sering bertabrakan dengan dinding-dinding beton yang tidak bisa meliuk. Kadang pula, kita lupa bahwa hidup ini tidak selamanya selalu mengenai apa-apa yang diri ini rasakan, melainkan orang lain. Bahwa kita hidup tidak dengan diri kita sendiri, tetapi dengan orang lain yang juga sama seperti diri kita. Tidak lagi bisa merasa adanya kata-kata yang tersingkap hanya melalui gerakan jari yang bahkan tidak terlihat oleh pemilik jari itu sendiri. Tidak lagi bisa menangkap makna, hanya dari jatuhnya helaian rambut yang tertiup angin. Terlalu sibuk hanya untuk sekadar memperhatikan bahwa hembusan napasnya memburu karena hal yang begitu nyata terlihat.

Oleh sebab itu, kesibukan yang hening menjadi satu-satunya jembatan untuk tetap berada di tiang hidup yang mendasar. Yang tetap menandakan bahwa kita ini masih hidup. Keheningan memberikan kehidupan untuk tetap selaras; berjalan dengan seharusnya;



bahwa kini, kesempatan hanya dihadir-hadirkan tanpa ada maknanya sedikitpun. 

Comments

  1. Sukaaa sama tulisan-tulisannya Taye! Haha, seakan diajak merenung juga. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nad, terima kasih banyak! I'm flattered:D

      Delete

Post a Comment

Popular Posts