Suara, juga Mata
Tatapannya menusuk.
Kata-katanya menghujam.
Tangannya menghalau.
“Diamlah kamu. Suaramu memekakkan telingaku.”
Mulutku membulat, dahiku mengernyit, dan mataku melotot.
Tapi tiada guna.
Karena suaraku sengaja tidak didengar,
karena ibuku
selalu terpaku menatap layar sentuh di tangannya.
Tanpa melirik sedikit pun ke arahku.
Comments
Post a Comment