Merah pada Mataku
Mataku merah. Ya, merah.
Bukan. Bukan mataku yang berwarna merah. Tapi aku hanya melihat merah. Sehingga mataku seperti merah. Aku masih teringat kejadiannya. Bahkan rasanya, aku tidak akan melupakan kejadiannya.
Saat itu aku sedang bermimpi indah. Pergi ke Disney Land bersama seluruh keluargaku. Bermain dengan senang hati, melihat segala pertunjukkan. Sampai pada pertunjukkan tari api, merah itu benar muncul.
Ibuku berteriak memanggil namaku. Samar aku terbangun, linglung aku melihat sekeliling sambil sekuat tenaga mengumpulkan nyawa yang masih di Disney Land. Aku melihat ibuku sudah menangis-nangis berurai air mata dengan hidungnya yang memerah seperti stroberi. Adikku yang baru saja bisa berjalan, sudah diangkut oleh ayahku yang kalap. Begitu juga aku yang segera saja ayahku raup dengan tangannya yang besar.
Kemudian, aku dapat melihat dengan jelas semua gambar yang dalam mimpiku coba untuk sampaikan. Merah itu, bukan lagi menjadi properti penari tadi. Tapi telah menghiasi seluruh rumahku yang hampir runtuh. Aku berteriak tertahan. Kakiku meronta-ronta ingin menyelamatkan seluruh buku pelajaran dan gambarku.
Aku besok sekolah!
Pikirku.
Aku harus punya buku! Aku tidak mau jadi anak bodoh!
Ayahku memelukku erat. Kepala ibu terkulai tak berdaya di pundak ayah. Bibirnya tidak berkata apapun namun bergetar hebat.
Adikku ikutan menangis karena melihat ayah dan ibuku menangis. Aku sendiri hanya terdiam. Mencerna, apa ini bagian dari mimpiku tadi.
Setiap ditanya, ingin jadi apa aku kelak, aku selalu berkata dengan yakin: penggambar seperti Walt Disney. Ya, siapa yang tidak tahu Walt Disney? Aku memang anak yang hanya tinggal di daerah kumuh pinggiran kota. Tapi aku tau siapa dan mau apa aku. Aku berusaha untuk mengikuti setiap lekuk gambar yang dibuat Walt Disney. Buku yang kupinjam dari temanku yang baik, berisi banyak gambar-gambar yang hebat!
Tapi kini, serpihan mimpi yang perlahan ku bangun, terbakar sudah bersama merah yang membingkai seluruh rumahku. Aku tidak lagi tau apa mauku dan siapa aku.
Yang aku tau hanya, aku masih memiliki: Ayah, ibu dan adikku.
Comments
Post a Comment