Kerinduan Bukan Hanya Milik Manusia, Tapi Mereka Juga.

Papan Tulis

  Ah selesai juga akhirnya tugasku. Tadi banyak sekali goresan yang ada di tubuhku. Sepertinya, mereka sedang mengulang semuanya dari awal. Akhirnya... Setelah sekian lama, aku merasakan lagi menjadi diriku yang sepenuhnya. Sudah berapa lama ya aku tidak merasa seperti ini? Rasanya, dulu hampir setiap saat aku merasakannya, seperti tidak ada jeda. Aku merasa sangat berguna untuk orang banyak. Tidak banyak yang bisa ku lakukan, tetapi aku berusaha menjalani tugasku sebaik mungkin. Begitu banyak tulisan yang telah dihapus dan dituliskan kembali. Setiap tulisan yang telah dihapus tidak pernah aku lupakan, karena mereka menjadi ingatan. Ingatan yang begitu banyak ini nantinya akan menjadi kenangan. Tidak hanya tulisan yang menjadi bagian kenangan dari diri ku.
  Aku ingat bagaimana tangan-tangan itu menghampiri aku dan mulai menggoreskan tulisan di tubuhku. Aku ingat bagaimana tangan itu begitu membara ingin segera menuntaskan tulisannya. Aku juga ingat mata-mata yang melihat ke arah ku dengan bara semangat, tanpa berpaling. Rasanya aku pun ikut merasakan kobaran semangat yang menggebu karena mengejar sesuatu hal, yang sebagiannya dituliskan di tubuhku. Aku terlarut dan terhanyut, sampai terkadang aku tidak ingat sudah berapa lama aku menjalankan tugasku.
  Sekarang..... Aku rindu itu semua. Aku ingin, aku kembali seperti dulu. Tunggu, rasanya bukan aku yang berubah. Tubuhku memang seperti ini dari dulu, dan rasanya aku pun selalu senang jika hal itu terulang lagi.
  Lalu siapa yang berubah? Apakah kamu tau?

Kursi

  Ah ternyata aku sudah semakin lapuk saja. Masa, hanya menompang beban sebesar panda saja sudah ngilu badanku? Nyeri sekali bagian sini, aduuuh. Maklum, aku dan teman-temanku memang sudah berumur lama. Wajarlah kalau sekarang ini badanku jadi loyo dan tidak bertenaga.
  Hampir sama seperti yang barusan terjadi. Sepertinya, si badan panda sudah terlalu lelah untuk berada di sini. Tubuhnya hampir selalu bersandar padaku dan seluruh tenaganya pun sepertinya dilepaskan begitu saja.  
  Ada apa ya sebenarnya?
  Sudah sering aku menemukan kejadian ini. Aku jadi merasa tidak semangat lagi. Sebab, orang yang menggunakan aku pun terlihat sudah tidak semangat lagi. Untuk apa aku tetap semangat?
  Tidak seperti dulu, aku selalu semangat dan menggebu, tertular oleh semangat mereka. Semangat yang ditularkan dari satu orang di depan itu, yang kemudian menyebar hampir keseluruh bagian, bahkan seluruh teman ku pun ikut membara.
  Semangat yang dulu murni. Murni karena ingin mendapatkan sesuatu yang dituliskan ke teman ku, si Papan Tulis. Aku juga tidak mengerti mengapa mereka ingin mendapatkan itu dan ingin membagikan itu. Aku juga tidak mengerti apa sih manfaatnya bagi mereka?
  Aku tidak peduli, lebih tepatnya sih tidak mengerti, aku hanya peduli bahwa diriku sangat bahagia ketika seseorang menggunakan aku, dan aku pun menjadi berguna baginya. Aku rasa bukan hanya aku, tetapi seluruh teman ku pun begitu.
  Ah aku jadi makin tidak semangat lagi, setelah aku mendengar cerita temanku, itu si Papan Tulis. Dia bilang, semakin jarang dia dipergunakan. Tidak seperti dulu. Dia bilang lagi, bukan ingin digunakan terus-menerus, tapi aku hanya sedih karena sudah aku tidak digunakan lagi, ditambah semakin menurunnya semangat yang dulu membara dalam mata mereka.
  Aaahhh, aku juga begitu. Biarpun sekarang tidak selalu menggunakan aku (dan juga teman-temanku), asal masih ada semangat yang dulu berkobar dari satu orang yang berdiri di depan itu dan menularkannya ke seluruh penjuru, aku pasti akan tetap senang!
  Tetapi... Aku bisa apa?
  Memangnya, suara ku akan terdengar oleh mereka, orang-orang yang dulu memiliki semangat membara?
  Memangnya, kerinduan kami akan terdengar oleh mereka?

Comments

Popular Posts